PERSPEKTIF TEORI PERTUKARAN SOSIAL (Konsep dan Asumsi Teori Pertukaran Sosial)

A. KONSEP TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap:
1. Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu.
2. Jenis hubungan yang dilakukan.
3. Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Teori Pertukaran Sosial dikembangkan oleh Thibault dan Kelley (1952) ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Teori ini didasarkan pada pertukaran reward (hadiah) dan biaya dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai hasil dari proses komunikasi yang terjadi secara perorangan dalam proses komunikasi antrarpersonal. Orang akan berusaha mengurangi biaya dan pada saat yang sama akan memaksimalkan hadiah (keuntungan yang terjadi akibat terjadinya proses komunikasi antarpersona) yang didasarkan atas usaha untuk mengembangkan hasil yang mungkin diterima oleh masing-masing pihak. Ketika hasil-hasil dari komunikasi ini dirasa membesar atau meningkat, kita berusaha membuka dan mengembangkan pola hubungan komunikasi secara lebih sempit dengan orang tersebut (Yusup, 2009).

Teori ini bersifat positivistic (meskipun dalam situasi tertentu ada sifat-sifat humanistif sebab ia memiliki kredibilitas intuitif), masuk akal, dan relative aplikatif terhadap praktek komunikasi sehari-hari. Teori ini juga memiliki pendekatan yang sitematis dan sesuai dengan waktu yang ada. Ia juga bisa mengambarkan pola kebenaran yang multiple. Dan yang terakhir, teori ini juga mempunyai nilai heuristic sebab ia mudah sekali diaplikasikan dalam suatu situasi tertentu. Teori ini juga mampu menurunkan hipotesis-hipotesis baru dikarnakan ia juga memperluas rentang pengetahuan potensial dan juga mengoperasikan pengetahuan yang sudah ada (Yusup, 2009). 

Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan dalam komunikasi. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial semakin fokus pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut.

Blau (1964) menjelaskan bahwa dalam pertukaran sosial seorang individu secara sukarela memberikan kemanfaatan (benefit) kepada orang lain. Hal itu menyebabkan timbulnya kewajiban pihak lain untuk membalas dengan cara memberikan beberapa kemanfaatan kepada pihak pemberi. Dengan demikian ketika untuk pertama kali seseorang membangun pertukaran sosial persoalan yang cukup berarti adalah membuktikan bahwa orang tersebut dapat dipercaya.

Menurut Blau (1964) kepercayaan tersebut dibangun melalui dua cara yaitu:
1. Menunaikan kewajiban secara teratur (misalnya membalas manfaat yang diterima dari pihak lain), dan
2. Pengembangan pertukaran secara bertahap sesuai dengan perjalanan waktu.

Berbeda dengan analisis yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi nyata seperti yang diterjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik.

Atlman dan Taylor pada tahun 1973 (Communication Capstone, 2001) mengemukakan teori pertukaran social menegaskan bahwa ketika hubungan tertentu antar orang menjadi berkembang, komunikasi bergeser dari asalnya dangkal (shollow) dan tidak intim, berubah meningkat menjadi lebih personal. Namun, kadang ada juga sebaliknya atau setidaknya tidak seperti itu. Misalnya, semakin lama semakin renggang akibat tidak ada kesamaan karakter tertentu. (Yusup, 2009).

B. ASUMSI-ASUMSI DASAR TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121). Empat konsep tersebut antara lain:
1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.
2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.
3. Hasil dan laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila dalam suatu hubungan seorang individu merasa bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu seorang individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat perbandingannya menurun.

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah:
1. Individu yang terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan rewards
2. Individu memiliki akses untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan aspek-aspek psikologi dari interkasi yang mengizinkan mereka untuk mempertimbangkan berbagai alternatif.
3. Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk bersaing dalam situasi menguntungkan.
4. Individu berorientasi pada tujuan dalam system kompetisi bebas.
5. Pertukaran norma budaya.


Referensi :
[1] Yusup, Pawit M. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta:Bumi Aksara, 2009 
[2] BIau P M. Exchange and power in sociai life. New York: Wiley, 1964
[3] George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and Company, 1950)
[4] http://teddykw1.wordpress.com/2008/03/01/teori-pertukaran-sosial/
[5] http://abudi39.wordpress.com/2013/03/07/teori-pertukaran-sosial-social-exchange-theory/
[6] http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pertukaran_sosial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSPEKTIF KOMUNIKASI ANTAR MANUSIA (Konsep dan Perspektif Ilmu Komunikasi)

NAMA-NAMA WALIKOTA/WAKIL WALIKOTA PEMERINTAH KOTA SOLOK DARI TAHUN 1970 S/D 2020